Arsitektur Jaringan



     Pada bab ini akan membahas beberapa konsep kunci yang ditemukan pada 802.11 arsitektur jaringan. Kebanyakan topiknya didefinisikan secara langsung pada standar 802.11, dan diperlukan untuk implementasi dari 802.11-compliant hardware. Pada bab ini, kita akan memeriksa proses dimana klien tersambung ke sebuah access point, syarat-syarat untuk mengatur wireless Lan, dan bagaimana manajemen power disempurnakan dalam peralatan wireless LAN untuk klien. Tanpa suatu pemahaman yang jelas dari prinsip yang dibahas pada bab ini, akan menjadi sangat sulit sekali untuk mendesain,mengadminister,atau memperbaiki suatu wireless LAN. Bab ini membahas beberapa langkah-langkah dasar yang terpenting dari desain dan administrasi wireless LAN. Saat anda mengadministrasi wireless LAN, pemahaman dari konsep-konsep ini akan memenuhi anda untuk secara cerdik memanage kerja secara hari perhari.

1 Menempatkan Sebuah Wireless LAN
     Saat anda meng-install,mengkonfigurasi, dan akhirnya memulai suatu peralatan wireless LAN klien sebagai suatu USB klien atau kartu PCMCIA, klien secara otomatis “mendengar” untuk melihat apakah ada suatu wireless LAN didalam range. Klien juga menemukan jika dapat berhubungan dengan wireless LAN tersebut. Proses “mendengar” disebut juga dengan scanning. Scanning terjadi sebelum proses lainnya, dikarenakan scanning adalah bagaimana klien menemukan network. Ada dua tipe scanning : pasif scanning dan aktif scanning. Di dalam menemukan sebuah access point, pemancar klien mengikuti sebuah jejak breadcumbs kiri oleh access point. Breadcrumbs ini disebut juga Service Set Identifiers (SSID) dan ramburambu. Tool ini melayani sebagai sebuah titik tengah untuk sebuah pemancar klien untuk mencari suatu dan semua access point.

 1.1 Service Set Identifier
     Service set identifier (SSID) adalah sebuah nilai unique, case sensitive, alphanumeric dari 2-31 panjang karakter yang digunakan oleh wireless LAN sebagai sebuah nama network. Penanganan nama ini digunakan untuk mensegmentasi jaringan, sebagai ukuran security yang bersifat sementara, dan di dalam proses penggabungan sebuah network. Administrator mengkonfigurasi SSID (kadang disebut dengan ESSID) di dalam setiap access point. Beberapa klien mempunyai kemampuan untuk menggunakan nilai SSID apapun bahkan hanya satu yang secara manual ditetapkan oleh administrator. Jika klien menjelajahi secara berlapis diantara suatu grup dari access point, maka kliennya dan seluruh access point harus dikonfigurasi dengan memasangkan SSIDnya. Hal yang terpenting dari sebuah SSID adalah SSID harus sesuai secara tepat antara
access point dan klien. Jangan membingungkan SSID (ESSID) dengan BSSID. Basic Service Set Idenfier (BSSID) adalah suatu 6-byte heksa desimal mengidentifikasi access point dimana susunan mula-mula atau telah di-relay, mengingat SSID dan ESSID adalah hal-hal yang dapat ditukarkan yang
menunjukkan nama jaringan atau identifier.

 1.2 Beacons
     Beacons (kependekan untuk beacon management frame) adalah frame pendek yang dikirim dari access point ke pemancar (Mode Infrastruktur) atau pemancar ke pemancar (Mode ad Hoc) yang digunakan mengorganisir dan mensinkronkan wireless pada LAN wireless itu. Beacon mempunyai beberapa
fungsi, mencakup berikut

 1.3 Time Synchronization
     Beacon mensinkronkan klien melalui suatu time-stamp di saat transmisi yang tepat. Ketika klien menerima beacon, merubah clock sendiri untuk merefleksikan clock dari access point. Sekali ketika perubahan ini terbentuk, dua clock disinkronkan. Sinkronisasi clock unit komunikasi akan memastikan bahwa semua fungsi time-sensitive, seperti hopping dalam sistem FHSS, dilakukan tanpa kesalahan. Beacon juga berisi interval beacon, yang menginformasikan stasiun bagaimana sering untuk harapkan beacon.

 1.4 FH atau Ds Parameter Sets
     Beacon berisi informasi yang secara rinci menghubungkan teknologi spread spectrum sistem yang sedang digunakan. Sebagai contoh, di dalam sistem FHSS, hop dan dwell parameter waktu dan ihop squencetercakup di dalam. Di dalam sistem DSSS, beacon berisi informasi saluran


1.5 SSID Information
     Stasiun singgah beacon untuk SSID dari jaringan gabungan. Ketika informasi ini ditemukan, stasiun meneliti alamat MAC di mana autentifikasi memulai dan mengirimkan beacon meminta menghubungkan access point. Jika suatu stasiun mulai menerima apapun SSID, kemudian setasiun akan mencoba untuk bergabung dengan jaringan melalui access point yang pertama yang mengirimkan beacon atau dengan kekuatan sinyal yang paling kuat jika ada berbagai multipel access point.

 1.6 Traffic Indication Map(TIM)
     TIM digunakan sebagai indikator yang mana stasiun yang tidak bekerja mempunyai paket yang dientrikan Access point. Informasi ini dilewati pada setiap beacon ke semua stasiun yang berhubungkan. Selagi tidak bekerja, Sinkronisasi stasiun menggerakkan receivernya, membaca untuk beacon, memeriksa TIM untuk melihat jika terdaftarkan, kemudian, jika tidak terdaftarkan, meghentikan penerimanya.

1.7 Supported Rates
     Dengan jaringan wireless, ada banyak kecepatan didukung tergantung pada standard dari perangkat keras yang digunakan. Sebagai contoh, suatu 802.11b kecepatan 11, 5.5, 2,& 1 Mbps. kemampuan informasi ini dilewatkan beacon untuk menginformasikan stasiun kecepatan berapa yang didukung pada access point. Ada
informasi yang banyak yang dilewatkan dalam beacon, tetapi daftar meliputi segalanya ini bisa menjadi pertimbangan yang penting dari suatu pandangan poin adiministrasi.
                     
1.8 Passive scanning
     Passive scanning adalah proses melacak beacon pada masing-masing saluran untuk suatu periode waktu yang spesifik setelah stasiun diinisialisasi beacon ini dikirim oleh access point ( model infrastruktur) atau stasiun klien ( moded ad hoc), dan karakteristik katalok scanning station tentang stasiun atau access point berdasar pada beacon ini. Stasiun mencari suatu jaringan yang melacak beacon sampai dilacak oleh beacon yang terdaftarkan pada SSID dari jaringan untuk bergabung. Stasiun kemudian mencoba untuk bergabung dengan jaringan melalui access point yang mengirim beacon.
     Di dalam konfigurasinya di mana ada berbagai access point, SSID dari jaringan stasiun yang bergabung kemungkinan broadcast dengan lebih dari satu access point ini. Dalam situasi ini, stasiun akan mencoba untuk bergabung dengan jaringan melalui access point dengan kekuatan sinyal yang paling kuat dan rata-rata bit yang paling rendah. Stasiun melanjut passive scanning bahkan setelah menghubungkan access point. Passive scanning menyinpan waktu yang menghubungkan kembali ke jaringan jika klien diputus (disassociated) dari access point yang mana klien sekarang ini dihubungkan. Dengan pengonrolan daftar access point yang tersedia dan karakteristiknya( saluran, kekuatan sinyal, SSID, dll), stasiun dapat dengan cepat menempatkan access point yang terbaik yang koneksinya diputus untuk alasan tertentu. Stasiun akan menjelajahi dari satu access point ke yang lain setelah sinyal radio dari access point di mana stasiun dihubungkan sampai kepada suatu kekuatan sinyal tingkat rendah tertentu. Penjelajahan diterapkan sedemikian sehingga stasiun dapat
tinggal bertahan dihubungkan ke jaringan. Stasiun menggunakan informasi yang diperoleh lewat pasive scanning untuk menempatkan access point terbaik yang berikutnya ( atau jaringan ad hoc) untuk menggunakan konektifitas kembali ke jaringan itu. Karena alasan ini,

tumpang-tindih antara sel access point pada umumnya ditetapkan kira-kira 20-30%. Tumpang-tindih ini membiarkan stasiun untuk secara tanpa lapisan menjelajahi antara access point selagi pemutusan dan penggubungan kembali tanpa pengetahuan pemakai. Sebab kepekaan threshold pada beberapa radio tidak bekerja dengan baik, kadangkadang administrator akan lihat suatu radio berkait dengan suatu access point sampai sinyal diputus dalam kaitan dengan kekuatan sinyal yang rendah sebagai ganti penjelajahan bagi access point yang mempunyai sinyal lebih baik. Situasi seperti ini adalah masalah yang dikenal dengan beberapa hardware dan harus dilaporkan ke pembuat jika anda mengalami masalah ini.

1.9 Active Scanning
      Active scanning melibatkan pengiriman dari suatu request pemeriksaan (probe) frame dari suatu pemancar wireless. Pemancar mengirim probe frame jika mereka secara aktif mencari suatu jaringan untuk digabungkan. Probe frame akan berisi baik SSID dari jaringan yang mereka ingin gabungkan atau suatu SSID broadcast. Jika suatu request probe di kirim dengan menspasifikasi suatu SSID, maka hanya access point yang melayani SSID tersebut akan merespon dengan suatu frame respon probe. Jika suatu frame request probe dikirim dengan suatu SSID broadcast, maka semua access point didalam jangkauan akan merespon dengan suatu frame respon probe, dimana dapat dilihat pada gambar 7.2 Hal yang pokok dari probing dalam penggunaan ini adalah untuk menempatkan access point melalui pemancar yang dapat menempel ke suatu jaringan. Sekali sebuah access point dengan access point yang benar dapat ditemukan, pemancar meng-inisiasi langkah autentifikasi dan hubungan dari penggabungan jaringan melalui access point tersebut. Informasinya dilewatkan dari access point ke pemancar dalam frame respon probe hamper sama dengan beacons tersebut. Frame respon probe berbeda dari beacons hanya dalam dimana mereka tidak time-stamped dan keduanya tidak meliputi sebuah Traffic Indication Map (TIM). Kekuatan sinyal dari frame respon probe dimana PC Card menerima bantuan kembali menentukan access point dengan dimana PC Card akan berusaha untuk berhubungan. Pemancar secara umum memilih access point dengan sinyal terkuat dan bit error rate (BER) yang terendah. BER adalah rasio dari paket-aket yang rusak ke paket yang bagus secara khusus ditetapkan oleh rasio Sinyal-ke-Noise dari sinyal. Jika puncak dari sebuah RF sinyal adalah di suatu tempat yang dekat dengan dasar noise, penerima akan membingungkan data sinyal dengan noise

1.10 Autentifikasi & Penggabungan 
     Proses dari menghubungkan ke wireless LAN terdiri dari dua dub proses yang terpisah. Sub-proses ini selalu terjadi dalam permintaan yang sama, dan disebut dengan autentifikasi dan penggabungan(assosiasi). Untuk contoh, jika kita berbicara tentang sebuah wireless PC card dihubungkan ke wireless LAN, kita umpamakan bahwa PC card telah di-autentifikasi oleh dan telah di-assosiasikan dengan access point tertentu. Ingatlah bahwa saat kita berbicara tentang assosiasi, kita berbicara tentang konektivitas Layer 2, dan autentifikasi menyinggung secara umum ke PC card radio, tidak kepada user. Pemahaman langkah yang terhubung dalam mendapatkan sebuah klien terhubung ke sebuah access point adalah penting untuk keamanan, troubleshooting, dan manajemen dari sebuah wireless LAN.

1.11 Autentifikasi
      Langkah pertama dalam hubungan ke wireless LAN adalah autentifikasi. Autentifikasi adlah proses melalui dimana sebuah wireless node (PC Card, USB Client, dsb) mempunyai identitas tersendiri yang diperiksa oleh jaringan (biasanya access point) ke node yang berusaha untuk terhubung. Pemeriksaan ini terjadi saat access point yang ke klien terhubung memeriksa apakah klien tersebut memang klien yang disebut. Untuk menempatkan di tempat yang lain, access point merespon ke sebuah klien merequest untuk terhubung dengan memeriksa identitas klien sebelum ada hubungan yang terjadi. Kadang-kadang proses autentifikasi adalah null, yang berarti bahwa meskipun keduanya klien dan access pointharus memproses melalui proses ini agar dapat berasosiasi, disana tidak ada identitas khusus untuk berasosiasi. Ini adalah kasus saat access point baru dan PC Card dipasang di dalam konfigurasi default. Kita akan mendiskusikan dua tipe
autentifikasi proses pada setelah bab ini. Klien memulai proses autentifikasi dengan mengirim sebuah frame request autentifikasi ke access point (dalam Mode Infrastruktur). Access point akan melakukan keduanya baik menerima atau menolak request ini, sesudah itu memberitahukan pemancar dari keputusan ini dengan frame respon autentifikasi. Proses autentifikasi dapat diselesaikan pada access point, atau access point mungkin terlewati sepanjang responsibilitas ini ke sebuah hulu server autentifikasi seperti RADIUS. RADIUS server akan melakukan autentifikasi berdasarkan sebuah daftar dari criteria, dan kemudian mengembalikan hasilnya ke access point jadi access point tersebut dapat mengembalikan hasilnya ke pemancar klien.

1.12 Penggabungan (Assosiasi)
     Sekali sebuah klien wireless telah terautentifikasi, klien tersebut kemudian berasosiasi dengan access point. Terasosiasi adalah sebuah kondisi pada saat sebuah klien diijinkan untuk melewatkan data melalui sebuah access point. Jika PC Card anda terasosiasi ke sebuah access point, anda berarti terhubung ke access point, dan juga jaringan. Proses untuk menjadi terasosiasi adalah sebagai berikut. Saat suatu klien ingin terhubung, klien mengirimkan sebuah request autentifikasi ke access point dan menerima kembali sebuah authentification response. Setelah autentifikasi telah selesai, pemancar mengirim sebuah association request frame ke access point yang menjawab ke klien dfengan sebuah association response frame baik membolehkan atau tidak mengijinkan berasosiasi.

1.13 Status Pengesahan& Asosiasi
   Proses asosiasi dan pengesahan yang lengkap mempunyai tiga status beda:
1. Unauthenticated and unassociated
2. Authenticated and unassociated
3. Authenticated and associated

 1.14 Unauthenticated and Unassociated
     Di dalam awal menyatakan,wireless node dengan komplet diputus dari jaringan dan tidak mampu untuk lewat frame melalui access point. Access point menyimpan tabel status koneksi klien dikenal sebagai tabel asosiasi. Adalah penting untuk mencatat vendor yang berbeda mengacu pada status yang unauthenticated dan unassociated dalam access pointnya tabel asosiasi dengan cara yang berbeda. Tabe ini akan secara khas menunjukkan "unauthenticated" untuk klien manapun yang belum menyelesaikan proses pengesahan atau telah
mencoba pengesahan dan gagal
.
 1.15 Authenticated and Unassociated
     Di dalam status detik ini, klien wireless telah lewat proses pengesahan, tetapi waktu itu belum dihubungkan dengan access point. Klien waktu itu belum diijinkan untuk mengirimkan atau menerima data melalui access point. Tabel asosiasi access point akan secara khas

menunjukkan "authenticated." Sebab klien lewat langkah pengesahan dan dengan seketika berproses ke dalam langkah asosiasi dengan cepat ( seperseribu detik), jarang ditemui "authenticated" melangkah pada access point. Adalah jauh lebih mungkin akan ditemui "unauthenticated" atau "associated"- yang mana dibawa sampai akhir langkah.

 1.16 Authenticated and Associated
     Di dalam status akhir ini, wireless node dengan komplet dihubungkan ke jaringan dan mampu mengirimkan dan menerima data melalui access point yang mana nodet dihubungkan. Gambar 7.3 menggambarkan suatu klien yang terhubung dengan suatu access point. Kita mungkin akan meihat "associated" di dalam tabel asosiasi access point yang menandakan bahwa klien ini secara penuh dihubungkan dan diberi hak untuk lewat lalu lintas melalui access point. Sepertinya anda dapat menyimpulkan dari uraian dari tiap tiga status ini, mengedepan ukuran keamanan jaringan wireless akan diterapkan di titik di mana klien sedang mencoba untuk membuktikan keaslian.

1.17 Authentication Methods
      Standard IEEE 802.1 1 menetapkan dua metoda pengesahan: Open System authentication dan Share Key authentication. Yang lebih sederhana dan juga semakin menjamin kedua metode adalah Open System authentication. Untuk suatu klien untuk menjadi authenticated, klien harus melewati rangkaian dengan access point. Rangkaian ini bervariasi tergantung pada proses pengesahan yang digunakan. Di bawah ini, kita akan mendiskusikan masing-masing proses pengesahan yang ditetapkan oleh standar 802.1 1, bagaimana bekerja, dan mengapa digunakan.

 1.18 Open System Authentication
     Open system authentication adalah suatu metoda pengesahan null dan ditetapkan oleh IEEE 802.1 1 seperti default yang ditentukan di dalam peralatan LAN Wireless. Penggunaan metoda pengesahan ini, suatu stasiun dapat berhubungan dengan access point manapun yang menggunakan Open system authentication berdasarkan hanya pada SSID. SSID harus sesuai pada kedua klien dan access point sebelum suatu klien diijinkan untuk melengkapi proses pengesahan. Penggunaan SSID yang berkenaan dengan keamanan akan dibahas di  Bab 10 ( Keamanan). Proses Open Sysytem authentication digunakan secara efektif dalam keduanya menjamin/mengamankan dan lingkungan yang tidak
menjamin.

 1.19 Open System Authentication Process
Proses Open System Authentication terjadi sebagai berikut:
• Wireless klien membuat suatu permintaan untuk berhubungan kepada access point
• Access point membuktikan keaslian klien dan mengirimkan suatu hal
tanggapan positif klien menjadi terhubung .
     Autentifikasi Open System adalah suatu proses yang sangat sederhana. Sebagai wireless LAN administrator, anda mempunyai pilihan untuk menggunakan WEP (wired equivalent privacy) enkripsi dengan autentifikasi Open System. Jika WEP digunakan dengan proses autentifikasi Open System, maka masih tidak ada verifikasi dari kunci WEP dalam setiap sisi dari koneksi selama autentifikasi. Lebih baik, WEP key digunakan hanya untuk pen-enkripsian data sekali saat klien terautentifikasi dan terasosiasi. Autentifikasi Open System digunakan dalam beberapa skenario, tetapi ada dua alasan utama untuk menggunakannya. Pertama, Autentifikasi Open System dipertimbangkan lebih amanam dari dua metode

autentifikasi yang tersedia untuk alasan sebagai berikut. Dua, Autentifikasi Open System mudah untuk dikonfigurasi karena tidak membutuhkan konfigurasi sama sekali. Semua 802.11-compliant wireless LAN hardware dikonfigurasi untuk menggunakan autentifikasi Open System secara default, membuatnya mudah untuk memulai membangun dan menghubungkan jaringan wireless LAN anda dengan benar.

 1.20 Shared Key Authentication
     Pengesahan shared key adalah suatu metoda authentification yang memerlukan penggunaan WEP. WEP encryption menggunakan kunci yang dimasukkan ( pada umumnya oleh administrator) ke dalam kedua-duanya klien dan access point. Kunci ini harus [tanding/ temu] timbal balik untuk WEP untuk bekerja dengan baik. Kunci Yang bersama Pengesahan menggunakan WEP menyetem di (dalam) dua pertunjukan, ketika kita akan menguraikan di sini.


Arsitektur Jaringan Arsitektur Jaringan Reviewed by Si pipi tembem on Mei 10, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar